Kali ini kita bahas sebuah obyek wisata yang terpencil di sebelah utara Kabupaten Pacitan yaitu monumen jendral Sudirman. Monumen ini merupakan salah satu obyek wisata sejarah di Pacitan Jawa Timur. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang dan menjadi saksi gigihnya perjuangan salah satu Jendral Besar Indonesia yaitu Jendral Sudirman. Monumen ini terletak di dukuh Sobo, Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan yaitu sekitar 34 km dari pusat kota Pacitan.
Kita akan melihat patung Jenderal Sudirman setinggi 8 meter kokoh tegak berdiri. Selain monumen, terdapat juga sebuah rumah yang dahulu menjadi markas sang jendral saat melakukan perjuangan gerilya melawan penjajah. Rumah ini dahulu ditempati beliau selama 107 hari, sejak 1 April 1949 s/d 7 Juli 1949. Komplek monumen Jendral Sudirman ini juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti perpustakaan, ruang audio visual, ruang resepsionis, pasar seni, cafetaria, lapangan. Kita juga akan disuguhi diorama perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sampai pengakuan kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 oleh Belanda.
Di kompleks monumen ini kita juga bisa menyaksikan relief yang terbuat dari perunggu yang menggambarkan perjalanan hidup dan perjuangan Jendral Besar Sudirman. Relief itu menceritakan masa kecil hingga akhir usia Jendral Sudirman. Masa kelahiran, mengaji, sekolah, kepanduan, menjadi anggota Peta, memimpin gerilya hingga meninggal terceritakan dengan relief ini.
Sebelum masuk ke monumen tersebut, kita akan melewati 8 gerbang yang menunjukkan 8 provinsi pada tahun 1948 – 1949. Pada masing masing gerbang kita akan melihat kata kata motivasi yang tertulis di gerbang yang merupakan kata-kata yang pernah di ucapkan jendral Sudirman. Salah satu kata motivasi tersebut berbunyi ” Walau dengan satu paru paru dan ditandu tetap pantang menyerah”.
Untuk mencapai monumen Jendral Soedirman kita harus melewati tiga jalur berundak, dengan jumlah anak tangga tiap jalurnya adalah 45, 8 dan 17. Jumlah anak tangga tersebut merupakan cerminan dari tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 17-8-1945. Patung jendral Soedirman ini berdiri kokoh di atas tanah seluas kira-kira 97,831 meter persegi. Untuk menuju obyek wisata ini kita akan melewati jalan yang berkelok kelok khas daerah pegunungan Pacitan. Kita akan melihat pemandangan yang indah saat perjalanan. Untuk masuk ke obyek wisata ini biasanya tidak dikenakan biaya atau gratis.
~ Rute menuju monumen ini kalau dari Pacitan kota ikuti jalan arah Kecamatan Arjosari, dan belok kiri setelah sampai di pasar Arjosari. Maju sedikit lalu ikuti jalan arah Nawangan atau belok kanan di pertigaan berikutnya. Ikuti jalur utamanya hingga sampai di desa Pakis baru Nawangan, dan jalan masuk Komplek monumen adalah setelah sampai pasar Pakisbaru belok kekiri.
Monumen ini juga dekat bila di akses dari luar kota diantaranya dari wilayah Wonogiri, Ponorogo atau Madiun.
AWAL SEJARAH PEMBANGUNAN MONUMEN JENDRAL SUDIRMAN PAKIS BARU NAWANGAN PACITAN
Panglima Besar Jend Sudirman juga merupakan seorang TNI
Kala itu saat dimana Almarhum Roto
Suwarno termenung di salah satu
ruangan kerjanya di Gedung Sekretariat
Negara RI, sepertinya beliau teringat akan
segala
macam
persoalan yang ada di kampung
halamanya yang sangat di Cintai.
dalam hati dan pikiranya teringat bahwa di desa itulah aku
bertemu dan kenal dengan Panglima Besar
Jendral Sudirman sapai akhirnya beliau
(Alm) di tarik menjadi salah seorang
Pengawal pa'Diman sang pemimpin Perang
Gerilya dalam mempertahankan
Kemerdekaan Republik kita ini!
Tergeraklah hatinya untuk mewujudkan
"sesuatu" sebagai sembah baktinya
terhadap Panglima Besar Jendral Sudirman
yang menurutnya sangat berjasa besar
dalam kehidupan pribadi & keluarga
hingga dapat merasakan nikmatnya hidup
di Kota besar. Dengan perjalanan hidup
yang tidak mudah di dapatnya hingga
mencapai titik/puncak karir yang di capainya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Alm) ROTO
SUWARNO :
1.
Anggota Tentara Pelajar di Solo
2.
Anggota Kesatuan Pengawal Panglima
Besar Jend. Sudirman 1949
3.
Anggota CPM Jakarta
4.
Pegawai Kabinet Perdana Menteri 1951
5.
Pegawai Sekretariat Negara RI
6.
Anggota DPR/MPR RI periode 1977-1987 (anggota yg di angkat Presiden)
7.
Anggota MPR RI 1987-1992 (Anggota
Terpilih)
Adapun Almarhum Semasa hidupnya
sebagai Penggerak & Pelopor
Pembangunan Masyarakat desa Pakis dan
sekitarnya.
Sumbangsih Almarhum semasa hidup
kepada Masyarakat desa Pakis, Nawangan
khususnya & kab Pacitan pada umumny sebagaiberikut :
1. Merintis & Menggerakan Pmbangunan Jalan
antara kecamatan Purwantoro desa Pakis
kecamatan Nawangan menuju kabupaten
Pacitan.
2. Menggerakan Penghijauan Produktif Hutan
dan Kebun Rakyat di berbagai desa yang
mencakup areal lebih dari 1.000 Ha
3. Membangun Sarana Pendidikan untuk
Masyarakat dengan membangun SMP & SMA
Negeri di desa Pakis
4. Merintis Pendirian dan Pembangunan
Puskesmas di desa Pakis
5. Merintis Listrik Masuk Desa di Pakis dan
sekitar s/d kecamatan Nawangan
6. Membuat Cek Dam/Bendungan sebagai
Irigasi Pertanian Masyarakat desa Pakis
7. Membangun sarana Ibadah seperti Masjid
& Mushola di desa Pakis
8. Merintis & Membangun Balai Desa sebagai
salah satu sarana kebutuhan Masyarakat di
desa Pakis (kabarnya ini Balai Desa Terbesar
di Asia Tenggara)
9. Membangun Pasar Tradisional di desa Pakis
10. Membangun Sarana Peristirahatan atau
Gedung Serba Guna untuk para Pejabat
yang berkunjung ke desa Pakis
11. Melestarikan & Memugar Rumah Ex Markas
Gerilya Panglima Besar Sudirman di dukuh
Sobo Pakis Baru
12. Membangun Monumen Panglima Besar
Jendral Sudirman diatas lahan seluas +/-
10 Ha dengan luas Bangunan Monumen &
Lapangan Upacaranya seluas 15.000 meter.
"Senajan sedina ana lindhu kaping pitu,
Tetepa oleh mu gondhelan wathon".
YANG MAKNANYA "Meskipun satu hari terjadi tujuh kali
gempa, Tetaplah memegang teguh pada prinsip
yang kita pegang".
~ "Abdullah Lelono Putro" Jendral Sudirnam ~
Rumah Gerilya
Monunen panglima besar
Gerbang Pedang Pora
Pak
SBY di dalam Rumah Gerilya
AWAL PERJALANAN PEMBANGUNAN MONUMEN
Setelah Lokasi Monumen di tentukan, maka Almarhum segera menggerakan
Masyarakat desa Pakis dan sekitarnya
untuk ikut berperan serta dalam
melaksanakan Pembangunan Monumen
dengan tujuan Almarhum agar Rakyat desa
mendapat lapangan Pekerjaan sebagai buruhnya.
Dan itu alasan mengapa saat itu Almarhum tidak
menggunakan alat-alat berat untuk
pekerjaan besar tesebut?
Sungguh Mulia-nya Hati Almarhum.
Berikut ini beberapa foto bukti proses pembangunan monunen :
Lokasi yang di tentukan untuk pembangunan monumen
Maket Area Monumen Sudirman
Dikerjaan Tenaga Manusia warga setempat
Rumah Gerilya setelah Pemugaran pertama
Areal Monumen dalam tahap Pengerjaan
Pembuatan Patung di Sanggar Alm Saptoto,
Jogja:
Pakis-baru.blogspot.in
Terima kasih sudah membaca artikel "''MONUMEN JENDRAL SUDIRMAN PAKIS BARU PACITAN'' Kemegahan monumen ini sebagai media untuk mengenang jasa para sosok sang Gerilyawan melawan penjajah. [Desa Pakis baru - Kecamatan Nawangan]"
Baca artikel lainya di blog ini, periksa: Posting terkait.
Baca artikel lainya di blog ini, periksa: Posting terkait.
Comment
All comments under post "''MONUMEN JENDRAL SUDIRMAN PAKIS BARU PACITAN'' Kemegahan monumen ini sebagai media untuk mengenang jasa para sosok sang Gerilyawan melawan penjajah. [Desa Pakis baru - Kecamatan Nawangan]"
Posting Terkait: